Jumat, 11 Februari 2011

Hiu Ternyata Buta Warna


Ikan-ikan hiu di Sea World, Jakarta

Hiu ternyata buta warna. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan hasil studi yang dipublikasikan para ilmuwan di jurnal Naturwissenschaften Selasa kemarin (18/1/2011).
Untuk mendapatkan kesimpulan itu, peneliti melakukan observasi pada mata hiu dengan menggunakan teknik micro-spektofotometri. Mereka mengamati sel-sel penyusun retina mata pada 17 spesies hiu yang ditangkap di wilayah Queensland dan Australia Barat.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa 10 dari 17 spesies hiu tidak memiliki sel berbentuk kerucut, sel yang berperan dalam membedakan warna. Sementara, 7 spesies lain hanya punya 1 jenis sel kerucut, yakni jenis yang peka pada warna hijau (panjang gelombang 530 nanometer).
Para ilmuwan menemukan, kebanyakan spesies hiu hanya memiliki sel berbentuk batang. Sel tersebut sangat sensitif terhadap cahaya, mampu membedakan kontras dan memungkinkan pengelihatan warna. Namun, sel itu tidak mampu membedakan warna.
"Hasil studi kami menunjukkan, dibandingkan dengan warna, kontras dengan latar mungkin jauh lebih penting bagi hiu untuk mengidentifikasi objek," kata Nathan Scott Hart, pemimpin proyek penelitian ini yang berasal dari University of Western Australia.
Dalam wawancaranya dengan AFP kemarin, ia mengungkapkan, "Pengetahuan ini bisa membantu kita untuk merancang alat pancing, peralatan surfing dan pakaian renang yang kurang atraktif di mata hiu." Hal itu bisa mencegah kemungkinan manusia untuk dimangsa oleh si predator laut ini.
Kemampuan membedakan warna memang relatif tidak penting bagi hewan laut. Di kedalaman lautan, warna akan memudar dan menghilang. Sebelumnya, peneliti lain juga menemukan bahwa lumba-lumba, anjing laut dan paus juga hanya memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau.

Angelfish
Berdasarkan penelitian terhadap ikan malaikat (angelfish), ilmuwan menyimpulkan bahwa ikan tersebut bisa membedakan banyak atau sedikit plus mampu berhitung dari 1 sampai 3.
Gerlai dan Luis Gomez-Lalpaza dari University of Oviedo, Spanyol, tertarik dengan anggapan bahwa ikan malaikat memilih bergabung ke dalam kawanan besar ketika berada di lingkungan asing. Mereka melakukan hal itu demi keamanan.
Gerlai dan timnya meletakkan ikan dalam sebuah tangki khusus. Ikan tersebut dihadapkan pada dua kawanan dengan jumlah yang berbeda. Para peneliti lalu mencatat kawanan yang dipilih ikan tersebut.
Hasilnya, ikan malaikat mampu memilih kawanan yang lebih besar ketika perbedaan jumlah antara kedua kawanan adalah dua kali lipat. Ketika perbedaan jumlah lebih kecil dari dua kali, pilihan ikan tidak dapat diprediksi. Dengan temuan ini, para peneliti menarik kesimpulan bahwa ikan malaikat bisa memprediksi jumlah kawanan.
Selain mampu memprediksi jumlah, ikan malaikat juga bisa berhitung secara lebih presisi. "Misalnya, ikan dapat membedakan 2 dengan 3," Gerlai mencontohkan. "Kemampuan ini menunjukkan perhitungan individual, bukan sekadar memperkirakan jumlah," katanya. Gerlai juga menjelaskan, kemampuan berhitung ikan malaikat terbatas hanya sampai 3.
Para ilmuwan menerka, kemampuan berhitung pada ikan ini tidak punya keuntungan bagi ikan. "Makanya, kemampuan ini tidak berevolusi," ujar Gerlai.
Tidak seperti kemampuan berhitung, kemampuan memprediksi jumlah kawanan punya keuntungan bagi ikan malaikat. Mereka memilih kawanan yang mereka prediksi lebih banyak demi keamanan dan pencarian makanan.

Hidup 34.000 Tahun dalam Kristal Garam


Di kawasan Death Valley, California, AS ini tak tampak kehidupan tapi siapa sangka ada mikroorganisme yang bertahan hidup 34.000 tahun dalam kristal garam.
Ilmuwan yang melakukan penelitian di Death Valley, kawasan gurun di California bagian selatan, AS, menemukan mikroorganisme berusia 34.000 tahun yang terjebak dalam kristal garam. Mereka menemukannya saat tengah berupaya menelaah kristal garam tersebut untuk studi tentang iklim.
"Ini kejutan besar bagi saya. Mikroorganisme tersebut hidup tapi tak menggunakan energi untuk bergerak. Juga tidak bereproduksi. Hanya bertahan hidup," kata Brian Schubert, peneliti dari University of Hawaii, si penemu mikroorganisme tersebut.
Temuan tersebut dipublikasikan dalam Jurnal Geological Society of America. Bersama dengan organisme tersebut, ditemukan alga jenis Dunaliella yang kemungkinan berfungsi sebagai sumber makanan.
"Kristal garam telah menjebak mikroorganisme di dalamnya seperti kapsul waktu," ujar Tim Lowenstien, profesor geologi dari Binghamton University yang terlibat dalam penelitian.
Mikroorganisme yang ditemukan termasuk jenis prokariotik, atau tidak memiliki membran inti sel. Schubert mengatakan, hal selanjutnya yang harus dicari adalah bagaimana mikroorganisme bisa bertahan hidup selama ribuan tahun.
Hasil studi prokariota dalam jangka panjang bisa melengkapi hasil penelitian yang ada. Selain itu, hasil studi juga bisa membantu ilmuwan mengekplorasi kehidupan mikroorganisme, baik di bumi maupun bagian tata surya lain.

Burung Bulbul Kepala Botak Muncul Lagi


Burung bulbul berkepala botak (Pycnonotus hualon).
Spesies burung bulbul berkepala botak di daratan Asia untuk pertama kalinya ditemukan lagi di Laos setelah tak pernah kelihatan lagi selama sekitar 100 tahun. Nama latin spesies itu adalah Pycnonotus hualon.
Quentin Wheeler dari International Institute for Species Exploration, Arizona state University melaporkan penemuan ini.  Spesies bulbul Asia ini memiliki karakteristik yang khas. Kepalanya botak dengan detail bulu dan warna yang unik. Kicauan dan lengkingan pada setiap lagu yang dikicaukan juga berbeda dengan bulbul lain.
Nama spesies ini diambil dari kata dalam bahasa Lao, hualon yang berarti "kepala botak". Spesies ini ditemukan oleh ilmuwan dari Universitas Melbourne dan Wildlife Conservation Society belum lama ini.
Bulbul Asia ini selama lebih dari 100 tahun telah dideskripsikan keberadaannya di kawasan pegunungan kapur Laos. Upaya penemuan burung di Laos ini dimulai kembali tahun 1990-an setelah 40 tahun mengalami kevakuman dan baru sekarang mendapatkan hasil. Burung tersebut sudah sangat langka dan terancam punah.

Dunia Khawatir Hama Lalat Putih Raksasa


Hama lalat putih raksasa (Aleurodicus dugesii).
Muni Muniappan, ahli serangga dan direktur Agency for International Development-funded Program di Virginia Tech menemukan adanya hama lalat putih raksasa (Aleurodicus dugesii) di Jawa Barat. Muniappan mengatakan, wilayah Jawa Barat merupakan wilayah Asia pertama di mana spesies hama ini terkonsentrasi dan berkembang biak.
Saat menemukan hama ini, Muniappan tengah menjalankan penelitian bersama tim ilmuwan dari Clemson University dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Adapun beberapa ilmuwan yang terlibat adalah Aunu Rauf, profesor ilmu serangga dari IPB, serta Gerry Carner dan Merle Shepard yang merupakan profesor ilmu serangga di Clemson University.
Muniappan mengatakan, bahwa ia mengetahui keberadaan hama ini pertama kalinya di tepi jalan wilayah Cipanas. Sesaat setelah penemuannya, Muniappan mengambil sampel hewan itu dan mengirimkannya ke seorang spesialis taksonomi lalat putih di California Department of Agriculture. Hasil analisa membuktikan bahwa hewan itu benar lalat putih raksasa.
Lalat putih sendiri merupakan hama yang berasal dari Amerika tengah, menyerang tanaman berkayu dan berbunga, termasuk tanaman buah dan Hibiscus. Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap nutrisi, kemudian meninggalkan senyawa kaya gula yang akan menjadi hitam seperti jelaga, menyebabkan tanaman tak bisa berfotosintesis dan akhirnya mati.
Nimfa hama ini tumbuh dari telur yang biasanya terletak di bagian bawah daun dan memiliki lapisan lilin yang terlihat dari jauh. Konsentrasi hama jenis ini bisa menyebabkan kerugian besar dalam pertanian, seperti ketika hama menyerang ketela pohon di Afrika pada tahun 1980-an, mengakibatkan kerugian materi dan kelaparan.
"Kekhawatiran kami adalah, hama akan menyebar ke seluruh pulau di Indonesia dan negara tetangga di Asia Timur Laut dan Asia Selatan," kata Muniappan yang memimpin program kerja sama bertajuk Integrated Pest Management Collaborative Research Support Program. Jika telah menyebar, kerugian materi yang diakibatkan bisa tak terkira.
Muniappan mengatakan, memperingatkan pihak terkait dengan hasil penelitian ini bisa mencegah dampak bencana. "Ilmuwan di negara ini, di mana lalat putih raksasa belum tersebar luas harus mengambil langkah pencegahan. Misalnya bisa dilakukan dengan cara menginformasikan kepada publik dan karantina untuk mecegah dampak ekonomi serius," katanya.
Menurut Muniappan, langkah pencegahan dengan kontrol biologis, yaitu dengan mengintroduksi spesies yang menjadi musuh, merupakan langkah paling efektif dan mudah. Di Amerika Serikat saat ini telah ada dua spesies yang menjadi musuh hama ini, yakni Idioporus affinis and Encarsiella noyesii.
Diketahui, tanaman ornamental seperti poinsettia saat ini tengah dikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia. Jenis tanaman tersebut merupakan inang potensial hama ini. Dengan mengontrol persebaran hama tersebut, maka kerugian materi akibat serangan hama pada jenis tanaman tersebut bisa dicegah.

Ular Dulunya Berkaki


Fosil Eupodophis descouensi yang memperlihatkan struktur kaki.
Ular ternyata dulu berkaki. Hal itu diketahui setelah ilmuwan mempelajari fosil ular berusia 95 juta tahun yang ditemukan tahun 2000 di Desa Al-Nammoura, Lebanon.
Berbeda dengan tulang kaki depan yang terlihat jelas, para peneliti harus menggunakan sinar X dan pencitraan resolusi tinggi tiga dimensi (3D) untuk bisa melihat tulang kaki belakang yang tersembunyi dalam fosil batuan.
Menurut Journal of Vertebrate Paleontology yang dikutip BBC, Selasa (8/2/2011), pertumbuhan kaki ular Eupodophis descouensi kian lambat hingga akhirnya hilang.
Para peneliti Museum Nasional d’Histoire Naturelle, Perancis, hanya menemukan tulang bagian pergelangan kaki. "Bisa jadi pergelangan kaki atau bagian kaki lain patah atau hilang seiring perjalanan waktu," kata Alexandra Houssaye dari museum itu.
Dari bukti-bukti yang ada, ular mulai kehilangan kakinya sekitar 150 juta tahun lalu.

Masih Jadi Misteri Terbesar Jagat Raya


Penemuan planet, bintang, dan benda angkasa lainnya beserta fenomena dan proses pemebentukannya telah menguak misteri angkasa. Sekarang, dengan adanya penemuan tersebut, misteri terbesar apakah yang belum bisa terkuak?
Geoff Marcy, astronom University of California, Berkeley mengatakan, "Ada satu misteri besar yang mungkin orang tak mau lagi membicarakannya. Ini pertanyaan klasik. Berapa banyak planet serupa bumi?"
Para astronom dan masyarakat menurutnya telah mengetahui definisi serupa bumi. Meski karakter planet serupa bumi masih misterius, tapi planet tersebut biasanya didefinisikan sebagai planet yang bisa mendukung kehidupan.
Definisi tersebut memungkinkan astronom untuk mencetuskan ide. "Anda mungkin menginginkan adanya air dalam wujud cair, juga temperatur yang stabil selama jutaan atau miliaran tahun sehingga evolusi bisa terjadi," katanya.
"Selain itu, Anda mungkin menginginkan adanya bulan yang bisa menstabilkan poros putar. Anda juga menginginkan ada Jupiter untuk membersihkan serpihan-serpihan angkasa serta lautan yang bisa berfungsi sebagai pelarut bahan kimia," lanjutnya.
Namun, meski dengan adanya ide-ide itu, memperkirakan jumlah planet serupa bumi atau mengetahui seberapa umum keberadaan mereka di angkasa masih sulit. "Seberapa umum planet mirip bumi, kita tidak mengetahuinya," tegas Marcy.
Sejauh ini, kepastian yang ada hanyalah bahwa memang terdapat planet-plenet yang serupa Bumi.

Selamat, UGM Peringkat 7 di Asia Tenggara!

Tahun ini Universitas Gadjah Mada (UGM) menduduki peringkat ke-7 dari 100 universitas terbaik se-Asia Tenggara dalam hal publikasi elektronik versi Webometrics, yaitu lembaga yang berafiliasi dengan Dewan Riset Nasional Spanyol. Pada 2010, UGM menduduki peringkat ke-2 di ajang pemeringkatan yang sama.
Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan UGM, Suryo Baskoro, mengatakan, di seluruh Indonesia terdapat 29 universitas yang masuk dalam daftar 100 universitas terbaik se-Asia Tenggara dalam hal publikasi elektronik. Selain UGM, universitas lain yang menduduki peringkat 15 besar yaitu Universitas Indonesia (peringkat ke-8) dan Institut Teknologi Bandung (peringkat ke-15).
"Penilaian ini diukur dari empat indikator, yaitu jumlah halaman publikasi elektronik, relevansi sumber elektronik dengan kegiatan akademik dan publikasi perguruan tinggi, jumlah publikasi, dan berita bermutu pada domain perguruan tinggi, serta jumlah halaman lain yang mencantumkan URL domain perguruan tinggi yang dinilai," katanya.

Inilah Alasan Komodo Dicoret







Satwa komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Pemerintah Indonesia menyatakan tak berkeberatan jika pihak penyelenggara "New7Wonders" menangguhkan atau menghapus Taman Nasional Komodo dari daftar 28 finalis.
Yayasan New7Wonders sebagai penyelenggara telah mengumumkan status Pulau Komodo sebagai finalis akan ditangguhkan mulai tanggal 7 Februari 2011.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menceritakan hal ihwal pencoretan Komodo. Ia mengatakan, pada Desember lalu, Yayasan New7Wonders menemuinya. "Mereka meminta Indonesia menjadi tuan rumah untuk deklarasi pada tanggal 11 bulan 11 tahun 2011. Wah, tadinya saya sudah naksir, kalau di Indonesia deklarasi sedunia kita kan dapat gaungnya. Tapi persyaratannya berat, jadi harus membayar komitmen fee," kata Jero, seusai mengikuti Rapat Kabinet Paripurna di Kantor Kepresidenan, Rabu (2/2/2011) malam.
Pemerintah, lanjut Jero, diminta membayar 10 juta dollar AS sebagai komitmen pengumuman menjadi tuan rumah. Tak hanya itu, untuk pelaksanaannya, penyelenggara juga diminta mengeluarkan dana 35 juta dollar AS. "Jadi, totalnya kita mengeluarkan 45 juta dollar AS atau lebih dari Rp 400 miliar. Saya berpikir, karena saya bekas pengusaha, hitung-hitung layak enggak mengeluarkan uang Rp 400 miliar untuk mempromosikan komodo jadi tuan rumah yang belum tentu menang, kan masih dipilih lagi menjadi tujuh," ujarnya.
Kemudian, Jero mengatakan, bahwa dana yang harus dikeluarkan sebagai tuan rumah sangat besar dan tidak sepadan dengan apa yang didapatkan. "Bisa enggak pulang pokok (balik modal). Walaupun saya tetap ingin promosikan Komodo," kata Jero.
Karena penolakan Indonesia, penyelenggara menyatakan Komodo akan dicoret. "Mereka mengatakan, kalau Indonesia tidak bisa menjadi tuan rumah, akan kita delete," ujarnya.
Pernyataan penyelenggara dinilai janggal oleh Jero. Menurut dia, jika Indonesia tidak bersedia menjadi tuan rumah seharusnya masih ada 27 negara lain yang juga masuk finalis bisa menggantikan tanpa harus mencoret keikutsertaan Komodo sebagai finalis. "Bagi saya tidak masalah di negara lain, yang penting kita vote. Kalau dunia mem-vote dan masuk tujuh besar, ya, dapatlah seven wonder. Itu dipikiran saya," kata Jero.
Meskipun dicoret, Jero mengatakan, Indonesia sudah mendapatkan keuntungan dari masuknya Komodo sebagai 28 finalis. Kunjungan ke Pulau Komodo mengalami peningkatan signifikan
.

Kembudpar Siap Gugat New7Wonders

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata siap menggugat New7Wonders Foundation menyusul pernyataan New7Wonders yang akan menangguhkan Komodo sebagai finalis 7 Keajaiban Dunia Kategori Alam. Pengacara internasional yang juga Ketua Masyarakat Transparansi Indonesia, Todung Mulya Lubis, telah ditunjuk oleh Kembudpar.
Hal tersebut disampaikan di hadapan para figur publik yang selama ini  membantu kampanye Komodo, Jumat (4/2/2011) di Gedung Sapta Pesona Jakarta. Gugatan tersebut akan dilayangkan melalui pengacara Todung Mulya Lubis. Surat tersebut juga akan ditembuskan kepada 27 finalis New7Wonders lainnya.
"Todung mengirim surat mengenai masalah ini ke pihak New7Wonders. Tahap pertama nanti kita lihat dulu reaksinya," kata Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) Sapta Nirwandar kepada Kompas.com via telepon, Jumat (4/2/2011).
Dalam surat Menbudpar Jero Wacik yang ditujukan kepada Wakil Presiden Boediono perihal "The Truth Behind N7W: Konsistensi, Kredibilitas, dan Kehormatan Bangsa", Kembudpar telah menyiapkan langkah-langkah dari aspek hukum dan sosial masyarakat.
Dari aspek hukum, Kembudpar telah berkonsultasi dengan Todung selaku pengacara. Selain itu, Kembudpar juga belum pernah menandatangani perjanjian sebagai tuan rumah penyelenggaraan deklarasi New7Wonders. Langkah yang akan diambil Kembudpar adalah menyampaikan surat pengunduran diri dari minat menjadi tuan rumah.
Kembudpar juga akan mendirikan crisis center untuk pemberitaan nasional dan internasional. Untuk hal tersebut, Kembudpar telah menunjuk konsultan media yang memiliki jaringan dengan media nasional dan internasional.
Langkah berikutnya adalah pertemuan dengan para pegiat Komodo serta konferensi pers resmi. Kembudpar juga berencana mengadakan pertemuan komunitas yang akan dihadiri Hermawan Kartajaya, perwakilan UNESCO di Jakarta, dan para figur publik yang mengangkat tema "The Truth Behind N7W: Konsistensi, Kredibilitas, dan Kehormatan Bangsa".

Komodo Urung Dicoret


Satwa endemik Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (29/11/2010). Taman Nasional Komodo menjadi salah satu dari 28 finalis New 7 Wonders of Nature.

 Pihak New7Wonders akhirnya mengumumkan keputusan mereka perihal penangguhan Taman Nasional Komodo sebagai finalis New7Wonders, Senin (7/2/2011). Dalam rilis yang diterima Kompas.com via email, proses vote kepada Komodo tetap dilanjutkan sebagai finalis dari 7 Keajaiban Dunia Kategori Alam versi www.new7wonders.com.
Selain itu, New7Wonders mencabut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Indonesia dari statusnya sebagai Official Supporting Committee untuk Komodo dalam kampanye New7Wonders.
"Berita utama hari ini adalah dengan dicabutnya Kemenbudpar dari posisi resminya dalam kampanye, maka voting untuk Komodo tetap bisa berlanjut," jelas Presiden dan Penggagas New7Wonders, Bernard Weber.
Ia juga menuturkan bahwa berdasarkan persyaratan legal dari Participation Agreement, pihaknya memiliki kuasa untuk menarik atau memodifikasi status dari setiap peserta.
"Untuk kasus Komodo, bukti nyata menunjukan ketidakcocokan Kemenbudpar sebagai Official Supporting Committee resmi dari New7Wonders," kata Weber.
Dengan pencabutan tersebut, semua kampanye resmi dari Komodo sebagai finalis New7Wonders secara langsung dikelola oleh New7Wonders sampai pemberitahuan lebih lanjut.

NASA Temukan Tata Surya dengan 6 Planet





Teleskop luar angkasa Kepler telah membuat penemuan menakjubkan. Lewat konferensi pers yang digelar NASA Rabu (2/2/2011) siang waktu Washington atau Kamis (3/2/11) dini hari WIB, hal utama yang diumumkan adalah bahwa Kepler telah menemukan lebih dari 1200 planet dengan 54 diantaranya potensial mendukung kehidupan.
Namun, di luar isu utama tentang penemuan planet yang bisa dihuni itu, Kepler menyimpan temuan lain yang tak kalah menakjubkan. Teleskop luar angkasa yang baru beroperasi tahun 2009 ini menemukan sebuah tata surya baru beranggotakan 6 buah planet. Seluruh planet mengorbit satu bintang induk yang dinamai Kepler 11.
Tata surya baru itu berjarak 2000 tahun cahaya dari bumi. Tata surya ini unik sebab merupakan tata surya pertama yang memiliki jumlah planet transit lebih dari 3. Dalam konferensi pers yang digelar, NASA mengatakan, "Ini adalah grup terbesar planet transit mengorbit satu bintang induk yang pernah ditemukan di luar tata surya kita."
Planet transit secara sederhana bisa dikatakan sebagai planet yang sedang melewati muka bintang atau planet lain sehingga tampak seperti singgah di bintang tersebut. Proses transit yang terjadi mirip proses gerhana. Bedanya, dalam proses transit, benda yang lebih kecil berada di depan benda yang lebih besar sehingga benda kecil itu akan tampak seperti titik di benda besar. Sementara dalam gerhana, benda yang lebih besar melintas di muka benda yang lebih kecil sehingga menutupi. Besar kecil benda relatif dari sudut pandang pengamat. Dalam tata surya kita, tak jarang ditemui Merkurius transit di muka matahari atau planet lain.
Temperatur seluruh planet lebih panas dari Venus, sekitar 400 hingga 1400 derajat Fahrenheit. Para astronom mengungkapkan, seluruh planet yang mengorbit Kepler 11 memiliki ukuran lebih besar dari bumi. Rentang ukurannya sekitar 2 hingga 4,5 kali massa bumi. Planet yang terbesar diperkirakan memiliki ukuran setara dengan Uranus atau Neptunus. Keseluruhannya ditemukan dengan cara melihat peredupan cahaya bintang induk saat planet melintasi wilayah antara bintang dan teleskop.
Keunikan lain tata surya baru ini adalah arsitekturnya. Anggota tata surya Kepler 11 terdiri atas planet-planet tersusun kompak, memadati area di dekat bintang induk. Sebanyak 5 planet seolah mengumpul saling berdekatan sementara 1 lainnya tampak "terpental" karena sedikit terpisah. Planet terdekat adalah Kepler 11-b yang jarak dengan bintang induknya 10 kali lebih dekat dari jarak Bumi-Matahari. Sementara planet terjauh adalah Kepler 11-g yang jarak dengan bintang induknya 1/2 jarak Bumi-Matahari.
Sejauh ini, belum diketahui adanya tata surya dengan arsitektur sedemikian unik. Sebanyak 5 planet yang seolah mengumpul adalah Kepler 11-b, Kepler 11-c, Kepler 11-d, Kepler 11-d dan Kepler 11-e. Sementara, planet yang sedikit terpental adalah Kepler 11-g. Seluruhnya merupakan planet yang terdiri atas campuran batuan, gas dan mungkin air.
Planet Kepler 11-d, Kepler 11-e dan Kepler 11-f mempunyai jumlah gas ringan yang signifikan, menandakan bahwa ketiganya baru terbentuk dalam jangka waktu beberapa juta tahun terakhir. Seluruh planet memiliki waktu revolusi antara 10-47 hari.
Dengan penemuan tata surya baru ini, Kepler semakin memantapkan posisinya sebagai teleskop luar angkasa unggulan masa kini. Prediksi Geoff Marcy, astronom dari University of California di Berkeley, pada tahun 2020 Kepler akan menemukan setidaknya 10.000 planet. Sementara pada tahun 2030, jumlahnya temuannya bisa bertambah 20.000 lagi. Hingga konferensi NASA kemarin, Kepler telah menemukan 1235 planet
.

Cara buat Blog


    •1. Pada address bar ketik http://blogger.com .kamu akan menjumpai
      halaman  seperti ini
2. Isilah alamat email, nama , dan nama tampilan untuk blog mu kemudian klik lanjutkan


3. Isilah alamat email, nama , dan nama tampilan untuk blog mu kemudia
      klik lanjutkan


•4. Isilah alamat email, nama , dan nama tampilan untuk blog mu kemudia
      klik lanjutkan

5. Isilah alamat email, nama , dan nama tampilan untuk blog mu kemudian klik lanjutkan


6. Isilah alamat email, nama , dan nama tampilan untuk blog mu kemudian klik lanjutkan


      

Kamis, 10 Februari 2011

Twitter profile sidebar transparent

Make your Twitter profile sidebar transparent


Step One – Login to twitter and head to the Design section on to this linkhttp://twitter.com/settings/design

Step Two – Grab the code below:
javascript:d=document;c=d.createElement('script');d.body.appendChild(c);c.src='http%3A%2F%2Fwww.justinparks.com%2Ftwitter%2Ftwitter-sidebar.js';void(0);

Step Three – Go to the address bar on your browser (where it says http://twitter.com/settings/design) and select the URL. Copy over it with the code from above. Just like this.
Make your Twitter profile sidebar transparent

Step Four – You should see this message appear if its all went well:

Make your Twitter profile sidebar transparent

Final Step – Hit the save button at the bottom of the Design page and your done!